Friday, February 5, 2010

Apa yang ditinggalkan manusia setelah mati

Gajah mati meninggalkan gading untuk perhiasan ratu. Harimau mati meninggalkan taring untuk asesoris raja. Manusia mati meninggalkan apa? Gigi? Untuk apa? Ternyata bukan. Kata peribahasa ‘Manusia mati meninggalkan nama’. Tentu bukan asal nama, tetapi nama besar. Masalahnya tidak semua orang mampu membuat namanya besar. Seperti Louis Pasteur yang menemukan teknologi membunuh bakteri, atau seperti Tsai Lun yang menemukan teknologi membuat kertas, atau seperti Mak Erot yang menemukan teknologi membesarkan burung.

Heboh 100 Nama Besar Dunia

Tahun 1978 dunia heboh dengan terbitnya buku berjudul “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History” tulisan Michael H. Hart. Mengapa heboh? Karena ranking pertama yang paling berpengaruh terhadap sejarah manusia, menurut Hart, adalah Muhammad.
Untuk lengkapnya, Top-10 adalah (urut ranking): 1) Muhammad, 2) Isaac Newton, 3) Jesus Christ, 4) Buddha, 5) Confucius, 6) St. Paul, 7) Ts’ai Lun, 8) Johann Gutenberg, 9) Christopher Columbus, 10) Albert Einstein.

Sedangkan 90 nama berikutnya (urut abjad, untuk memudahkan pencarian): Adam Smith 30, Adolf Hitler 39, Alexander Fleming 43, Alexander Graham Bell 42, Alexander the Great 33, Antoine Laurent Lavoisier 20, Antony van Leeuwenhoek 36, Aristotle 13, Asoka 53, Augustus Caesar 18, Charlemagne 97, Charles Darwin 16, Constantine the Great 21, Cyrus the Great 87, Edward de Vere a.k.a. William Shakespeare 31, Edward Jenner 70, Enrico Fermi 76, Ernest Rutherford 56, Euclid 14, Francis Bacon 90, Francisco Pizarro 62, Galileo Galilei 12, Genghis Khan 29, George Washington 26, Gregor Mendel 58, Gregory Pincus 82, Guglielmo Marconi 38.

Kemudian Henry Ford 91, Hernando Cortes 63, Homer 98, James Clerk Maxwell 24, James Watt 22, Jean-Jacques Rousseau 78, Johann Sebastian Bach 72, Johannes Kepler 75, John Calvin 57, John Dalton 32, John F. Kennedy 81, John Locke 44, Joseph Lister 60, Joseph Stalin 66, Julius Caesar 67, Justinian I 99, Karl Marx 27, Lao Tzu 73, Lenin 84, Leonhard Euler 77, Louis Daguerre 47, Louis Pasteur 11, Ludwig van Beethoven 45, Mahavira 100, Mani 83, Mao Zedong 89, Martin Luther 25, Max Planck 59, Mencius 92, Menes 96, Michael Faraday 23, Michelangelo 50, Mikhail Gorbachev 95, Moses 15, Napoleon Bonaparte 34, Nicolaus Copernicus 19, Nicoli Machiavelli 79, Nikolaus August Otto 61, Oliver Cromwell 41, Orville and Wilbur Wright 28, Peter the Great 88, Plato 40, Pope Urban II 51, Queen Elizabeth I 94, Queen Isabella I 65, Rene Descartes 49, Shih Huang Ti 17, Sigmund Freud 69, Simon Bolivar 48, St. Augustine 54, Sui Wen Ti 85, Thomas Edison 35, Thomas Jefferson 64, Thomas Malthus 80, ‘Umar ibn al-Khattab 52, Vasco da Gama 86, Voltaire 74, Werner Heisenberg 46, Wilhelm Conrad Roentgen 71, William Harvey 55, William T.G. Morton 37, William the Conqueror 68, Zoroaster 93.

Mengapa Hart yang non-Muslim menempatkan Muhammad di ranking 1? Karena, menurut dia, banyak manusia yang punya pengikut yang sangat besar selain Muhammad. Ada Jesus Christ, ada Buddha, ada Confucius. Tetapi yang mampu sekaligus menjadi politikus dan panglima militer hanyalah Muhammad the son of Abdullah. Alloohu Akbar!

Raja Diraja Dunia

Menurut riwayat Islam, raja yang hebat bukanlah Shi Huang Ti (urutan 17) yang walaupun berumur pendek 40an tahun tapi mampu membangun Tembok Besar Cina. Bukan pula raja-raja Imperium Romawi (urutan 18, 21, 67) yang pada zamannya adalah negara super-power. Raja diraja dunia menurut riwayat Islam adalah Raja Namrud, Raja Buhtan Ashor, Raja Sulaiman, dan Raja Dzulqornain.

Bagi lelaki Muslim yang ingin mengasah naluri keperwiraan, riwayat Dzulqornain yang di dunia Barat disebut Alexander The Great (urutan 33) perlu dipelajari untuk dijadikan dongeng pengantar tidur anak laki-laki. Saat menginjak aqil-balligh, dia belajar filsafat Aristoteles. Jadi bukan membaca sebangsa komik Crayon Sinchan. Saat umur 16an, permainannya adalah berburu singa. Jadi bukan bermain sebangsa gatrik, domino, atau Play Station. Walau umur hanya 32an tahun, tetapi jejak kebesaran yang ditinggalkannya, wah, Masya Allah.

Dzulqornain yang arti harafiahnya ‘yang punya 2 tanduk’ adalah julukan seorang raja muda belia yang berkeliling menaklukkan dunia. Silahkan dikaji bacaan-makna-keterangan surat Al-Kahfi ayat 83 sampai dengan 98 tentang kedigjayaannya, tentang perjalanannya ke arah Timur, tentang melihat matahari yang terbenam di lumpur hitam, tentang teknologi ruaaarrr .....- biasa di masa itu: melelehkan tembaga-besi untuk memblokir kaum Yajuj-Majuj yang “dikubur hidup-hidup” diantara 2 gunung!

Terjadilah kontroversi. Didalam Al-Quran jelas Dzulqornain menyembah Alloh. Sedangkan menurut sejarah dunia, Alexander The Great sang raja Macedonia menyembah dewa dan dewi. Di tulisan ini, Dzulqornain adalah ya Alexander itu. Argumen pertama, ada analogi riwayat dimana Raja Romawi Heraklius atau di hadits Bukhori disebut Hirokla di amar ma’ruf. Artinya, ya, Alexander awalnya menyembah berhala, tapi lalu bisa saja didalam perjalanannya mendapat hidayah, bukan? Argumen kedua, di Quran disebutkan Dzulqornain berjalan jauuuh ke arah Timur. Di sejarah disebutkan Alexander menaklukkan kerajaan-kekaisaran di Timur Macedonia, sampai menyeberang laut membabat-habis Kaisar Darius dari Persia, hingga ke perbatasan India. Argumen ketiga, diriwayatkan bahwa yang di Al-Quran disebut Dzulqornain, nama aslinya ternyata adalah Iskandar bin Failis. Amat sangat mirip alias sama dengan Alexander the son of Philips, bukan? Namun demikian, umpama saja ketiga argumen di tulisan ini kelak di kemudian hari ternyata keliru, ya sudah, istirja’ saja. Maapin.

Passive Rewards

Apakah manusia mati perlu meninggalkan nama besar? Ternyata enggak, tuh. Sabda Nabi: Idzaa maatal insaanu inqotho’a ‘anhu ‘amaluhuu illaa min tsalaatsin ‘ilmin yuntafa’u bih, wa waladin shoolih, wa shadaqotin jaariyah – Ketika manusia mati putuslah semua amalannya kecuali dari 3 perkara: ilmu yang bermanfaat, anak yang sholih dan shodaqoh jariyah.
Berjuanglah untuk husnul khotimah mati dengan baik dan meninggalkan 3 perkara tadi, supaya walaupun sudah di alam kubur pahala terus mengalir, passive rewards. Berjuanglah untuk membela ‘nama baik’ taat agama, taat negara, taat ortu, taat suami, jangan untuk mendapatkan ‘nama besar’ agar terkenal. Ingin tersohor justru berbahaya terhadap niat Karena Alloh. Riya (ingin dilhat), sum’ah (ingin didengar). Ingat ahli perang yang ingin disebut jagoan? Ingat ahli sodaqoh yang ingin disebut dermawan? Ingat ahli ilmu yang ingin disebut orang pandai? BLUNG! Semuanya masuk neraka.

Meninggalkan vs Membawa

Di Surat Al-Baqoroh disebutkan 4 tahap yang dialami manusia, yaitu amwaat – mati sebagai air mani, lalu ahyaa – hidup seperti saat ini, lalu yumiit – dimatikan yang dapat terjadi setiap saat, dan terakhir yuhyii – dihidupkan kembali untuk menghadap Alloh. Nah, berdasarkan hal-hal diatas, yang penting ternyata bukan Checkout dari dunia meninggalkan apa, melainkan Checkin masuk ke alam kubur membawa apa.

Tidak ada perintah agama bahwa manusia harus terkenal. Bahkan sebaliknya, tetaplah humble – merendahkan diri. Tidak boleh ada kultus individu. Tasbih-tahmid-takbir-tahlil hanya kepada Alloh dan sholawat hanya kepada Rosulullah. Tidak ada di hati sanubari penyaksian kebesaran manusia lain selain penyaksian kebesaran dua kalimah syahadat yang sehari 10 kali diucapkan. Dengan cara itulah agama Islam dapat terus dimurnikan. Indah sekali, bukan?

Atas qodar Alloh, ternyata banyak yang memiliki nama besar. Tetapi untuk apa nama besar kedarahbiruan, keningratan, kesarjanaan, keproffesoran, kejenderalan, kekonglomeratan, keartisan, keaktoran, keselebritian, kepemudaan, ketokohan, keterkenalan, ketersohoran, kepangkatan, kedudukan, termasuk kemahasiswaan, dll, dll, kalau tidak digunakan untuk dakwah? Untuk apa nama besar kalau tidak dipakai untuk menolong agama Alloh? Kata Nabi Isa: “Man anshorii ilalloohi? – Siapakah yang bersedia menolong Alloh? Kanggo naon - untuk apa? Fa aina tadzhabuun? Hendak kemana engkau pergi?

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Peran Ibu dalam Mengajarkan Balita Rasa Kasih Sayang

Perasaan kasih sayang merupakan hal penting bagi manusia. Dengan adanya perasaan kasih sayang, seseorang bisa merasakan kedamaian, kenyamanan, ketentraman dan kebahagiaan hidup. Ketiadaan kasih sayang akan memberikan berbagai hal yang merugikan, seperti timbulnya perasaan frustrasi, stres atau hal-hal lain yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang maupun ketentraman hidup orang lain.
Perasaan kasih sayang, sebenarnya telah diberikan Tuhan ke dalam hati setiap manusia sebagai sebuah potensi dasar yang perlu dipelihara dan ditumbuhkan terus agar senantiasa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu upaya untuk memelihara dan menumbuhkan adanya potensi kasih sayang ini adalah melalui pemberian pengalaman-pengalaman yang sarat dengan nilai-nilai kasih sayang. Pengalaman-pengalaman tersebut, pertama kali akan diperoleh seseorang pada usia dini melalui interaksinya dengan lingkungan terdekatnya, yaitu orangtuanya, terutama ibunya. Hal ini dapat dimengerti, mengingat saat seorang masih berusia dini, interaksi yang dilakukannya terhadap lingkungan di luar keluarganya, relatif masih sangat terbatas ketimbang pada saat ia sudah berusia lebih besar. Ibu menjadi lingkungan terdekat bagi anak, karena secara kodrati memiliki tugas mulia mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya. Sehingga, ibu akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjalin kedekatan hubungan dengan anaknya. Maka secara logis, ibu akan bisa menjadi sosok yang sangat berperan dalam pembentukan watak anaknya, antara lain dalam membentuk anak yang memiliki perasaan kasih sayang.
Melihat besarnya kesempatan ibu untuk berperan dalam pembentukan watak anak agar memiliki perasaan kasih sayang sejak dini.
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan ibu:
• Perlakukan anak secara positif, misalnya melalui berbicara lembut dengan anak, memberi perhatian atau melalui tindakan-tindakan memeluk, membelai atau mencium anak. Jangan mencela anak dengan kata-kata kasar atau negatif sekalipun pada saat itu orangtua merasa marah atau kecewa dengan tingkah laku anak. Apabila suatu saat orangtua sudah terlanjur berkata negatif pada anak, segeralah minta maaf dan berikan pengertian pada anak, bahwa orangtua hanya membenci tingkah laku anak, bukan membenci pribadi anak.
• Dukung atau perkuatlah tingkah laku anak yang mampu memberikan kasih sayang terhadap orang lain.
• Ceritakan pada anak, kisah-kisah yang dapat menjadi tauladan mengenai pribadi yang mampu memberikan kasih sayang.
• Ciptakan kondisi rumah yang penuh dengan kasih sayang, misalnya makan malam bersama, mengajak anak untuk saling mendoakan dan meminta maaf satu sama lain, dsb.
• Luangkan waktu bersama anak untuk bisa bermain, bercanda, ngobrol atau berbicara dari hati ke hati bersama anak. Berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik pada saat anak berbicara. Bantulah anak dengan menunjukkan kepedulian atau dukungan, semangat dan inspirasi sehingga anak benar-benar merasakan adanya kasih sayang orangtua padanya.
• Libatkan anak pada kegiatan yang bisa memberi pengalaman padanya bagaimana mengekspresikan kasih sayang. Misalnya berkunjung ke panti asuhan untuk menunjukkan bagaimana kita mengasihi sesama manusia.

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Wajibnya Berbakti pada Ibu

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Allah mempunyai maksud tertentu ketika menciptakan manusia, dan maksud tersebut menjadi Tugas bagi setiap Manusia yang dilahirkan di muka bumi. Agar masing-masing manusia dapat menjalankan tugas yang diembannya. Allah tidak pernah lupa u...ntuk memberikan "fasilitas" yang unik kepada masing-masing Orang yang kemudian dinamakan "Bakat". Kalau saja setiap manusia bisa menemukan "bakat"-nya masing-masing, berarti bahwa kita bisa menemukan "jalan" sukses masing-masing. Dan untuk bisa mendapat tiket masuk ke jalan tersebut, dibutuhkan "Do'a Ibu", karena Ibu memiliki kedudukan yang sangat tinggi di mata Allah. Semoga tampilan video berikut dapat mengingatkan diri kita masing-masing bahwa untuk mendapatkan tiket masuk ke jalan sukses, kita harus bisa menjaga perilaku, dengan cara memelihara silaturrachmi dengan Orangtua kita. Amiin. Kenanglah Ibu yang menyayangimu... Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi... Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu... Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu..? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit..? Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu. Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang. Segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut. Jangan biarkan engkau kehilangan saat yang akan kau rindukan di masa datang ketika ibu telah tiada... Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita... Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia... Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya. Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya. Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan... Tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit... Tak ada lagi dan tak ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya... Kembalilah segera... Peluklah ibu yang selalu menyayangimu... Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya. Sahabat... berdo'alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya. Jangan biarkan engkau menyesal di masa datang, kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu... Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya... Ibu... maafkan aku... Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Panduan mencari pasangan sesuai Al Qur'an dan Al Hadist

Mencari Pasangan

Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik. Ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu.

Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka. Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu maka sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 Karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja Dikebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit. Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya.

Mereka datang dari semua penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk
merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan. Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka.

Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba Bertanya kepada salah seorang rakyatnya, “Apa yang kau amat-amati, sehingga setengah hari kau habiskan waktumu disini?”,

“Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu”, jawab orang itu

lalu tanya prajurit itu lagi “Seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya, sedangkan waktumu sangat terbatas?”,

“Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis”. jawab orang itu lagi

Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya

“Hai orang kaya, apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?”,

“Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah kekayaanku”.jawab orang kaya itu

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, Maka tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu

“Mengapa engkau diam disini? Tidakkah engkau memilih emas-emas itu? Atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?”, mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja,

maka prajurit itu bertanya lagi “Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?”,

orang itu masih terdiam.prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat lagi

“Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?”, sambil menatap prajurit,

orang itu menjawab “Tuan, saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, sayapun tidak tahu berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuninganpun saya juga tidak tahu”,

“Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu” tanya prajurit itu lagi.

“Tuan, emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting” jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran “Mengapa bisa begitu?”,

“Bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas, tuan”

prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya

“lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah saya ambil”,

“Tidakkah engkau dapat mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?” tanya prajurit lagi,

“Saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini dengan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas yang murni”,


tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan mereka.Lalu raja keluar dan berdiri ditempat yang tinggi sambil berkata

“wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal diatas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja” kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya.

Lalu sekali lagi dihadapan rakyatnya, raja ingin memberitahu tentang satu hal

“Dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya”.

Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya, dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.


Kisah di atas dapat direfleksikan dalam mencari pasangan hidup:

1. Bagi yang sedang mencari pasangan (setengah hari untuk memilih)

Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Tuhan jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNya tentang pasangan Anda.

2. Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan)

Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat, ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu kalau kita melepaskannya kita akan mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara obyektif siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati Anda bersamanya. Begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah.

Tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak, “cinta selalu berjuang”, dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda. Justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin), Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda.

Yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya.Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

3. Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan)

Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda. Jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya diatas, dan dengan demikian Anda tidak pernah puasdengan diri pasangan Anda, maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri, jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.

Jadi percayalah kalau Allah pasti akan memperhatikan Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi???, Ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Allah berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Allah, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia.

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Cara Pandang Romantis suami dan istri

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan,saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.
Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang.Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian. “Mengapa?”, tanya suami saya dengan terkejut. “Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan,” jawab saya. Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya,tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya suami saya bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?” Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya : Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjatgunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?” Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok. “Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan… “Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.”
Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya melanjutkan untuk membacanya. “Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baik kamu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal. “Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ‘aneh’. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami. “Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu.”
“Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu. “Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir menangisi kematian saya. “Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu.
Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu. “Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya. “Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu.”
“Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia. “Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya. Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.
--------------------

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Menangis karna Alloh

Anak saya yang paling kecil selalu digodain kakak-kakaknya. Tujuannya cuma satu biar menangis. Nggak afdhol rasanya kalau tidak mendengar tangisannya. Padahal anak kecil bisanya ya cuma nangis. Kalau lapar nangis, kalau pipis nangis, kalau tidak nyaman juga nangis. Jadi menangis menjadi bahasa universalnya. Kita harus tahu bagaimana mengartikannya.

Anak saya yang kedua sudah jarang menangis. Tangisnya pecah kalau jengkel, marah atau disakiti. Tapi dia tergolong anak yang tahan sakit atawa jarang nangis. Maklum lelaki. Berbeda dengan kakaknya yang perempuan, yang lebih sering menangis karena kesal atau marah. Semakin bertambah usia, menangis bisa menjadi ukuran bahasa. Kalau tidak sakit ya pasti karena jengkel digoda.

Lain halnya dengan kita-kita sekarang. Mungkin bukan jamannya lagi menangis. Bahkan tak jarang sudah lupa kapan terakhir kali menangis. Dan biasanya kita-kita ini menangis, justru kalau kita bahagia – terharu. Sudah jarang kita menghadapi kesulitan dan kesakitan dengan menangis, walaupun masih ada juga – khususnya bagi kaum hawa. Jadi bahasa menangis sudah berubah pula: menangis karena bahagia.

Nah, ternyata ada satu bahasa tangis yang hampir sama dari waktu ke waktu. Yaitu bahasa tangis karena takut. Anak saya sering menangis karena takut saya bentak. Menangis karena takut saya marah. Demikian juga dengan istri saya. Kadang menangis yang tak karuan jluntrungnya karena menyimpan rasa takut yang berlebih. Atau karena saya diamkan. Jadi, sekarang kita tahu bahwa pada tataran tertentu ekspresi ketakutan bisa berupa tangisan.

Ternyata, dalam dinamika keimanan menangis menjadi parameter yang jelas tentang keimanan. Bahkan bisa sebagai tameng dari api neraka. Semalam saya sempatkan mencari referensi yang terkait dengan hal ini. Alhamdulillah, saya mendapatkannya di Sunan Tirmidzi Juz 4 hal 555. Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh tersebut menceritakan bahwa Rasulullah SAW berkata, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali pada puting susunya dan tidak akan bersatu debu fi sabilillah dan api jahannam.” (Kitabu Fadhoili al-Jihadi – Abu Isa berkata ini hadist hasan shohih). Hadist ini juga dikeluarkan oleh Imam an-Nasa’i dan Imam Ibnu Majah di dalam Kitabu al-Jihadi.

Selain itu juga hadist yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh di dalam Shohih Bukhory Kitabu Adzan, Kitabu az-Zakaat. Dari Nabi SAW, beliau bersabda, ’Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan pada harinya tidak ada naungan kecuali naungan Allah,... ”yaitu (7) seorang laki-laki yang ingat kepada Allah dalam keadaan sendiri (menyendiri) sehingga mengalir ke dua matanya.’

Kita bisa simak bagaimana Abu Bakar r.a. dikenal cengeng jika ngimami sholat. Sebab ketika dia membaca ayat-ayat Quran dia menangis. Menangis sebab ayat yang dia baca, memahami arti dan menghayatinya sepenuh hati. Dimana kala ayat-ayat siksa, ketakutan menghampirinya. Menyentuh sendi-sendi nurani dan menghunjam mata hatinya – alangkah beratnya siksa Allah bagi orang yang menentangnya. Seolah-olah ayat itu menyatu dengan dirinya, maka setiap kali membaca, setiap kali air mata mengucur dari kedua bola matanya. Menangis ketika membaca ayat-ayat Allah. Ini adalah keistimewaan tersendiri. Jarang orang yang memiliki. Dan ini adalah bukti ketakutannya kepada (siksa) Allah.

Kemudian ada lagi, seseorang yang menangis di ujung malam, mengingat dosa-dosanya ketika bersimpuh, beristighfar kepada-Nya. Malam yang sepi, sendiri, tidak ada yang menemani kecuali dirinya dan Allah - membuat suasana hatinya mencekam. Dan kepapaan di hadapanNya menambah getir sanubari, serasa terserabut sendi-sendi jiwanya. Perasaan mengaduh meresap dalam aliran darah dan mencuci jiwa yang lemah. Teriring tetes air mata yang jatuh ke pipi, paripurna sudah ketakutan seorang hamba pada Khaliqnya. Takut karena dosa-dosa yang telah diperbuat.

Kejadian yang pertama, orang menangis karena membaca ayat-ayat Allah terkadang bisa disaksikan orang lain. Namun untuk kejadian yang kedua, hampir jarang orang yang melihatnya. Apapun pilihannya, kedua hal tersebut susah dilakukan. Sebagai orang iman tentu kita rindu untuk bisa seperti itu, menangis karena takut pada Allah akan siksa dan dosa. Kita tentu berusaha terus untuk meresapi dan mendalami semua jalan menuju peningkatan iman. Ada beberapa tahapan yang harus kita lewati sebelum mencapai ke arah sana. Perlu perjuangan. Bagaimana kondisi sekarang?

Yang sering kita dengar malahan joke – guyonan. Konon ada jamaah yang dinasehati oleh ustadznya menangis tersedu-sedu. Sang ustadz pun tambah semangat dalam memberi nasehat. Tapi setelah selesai nasehat, ternyata si jamaah masih menangis. Akhirnya ustadznya bertanya, nasehat apa yang telah menyentuh hatinya? Si jamaah menjawab bahwa dia menagis itu bukan karena nasehatnya. Plakkk....! Ustadz pun jadi bingung. Terus karena apa? Dia menangis karena teringat kambingnya yang sudah mati. Masalahnya jenggot Pak ustadz seperti jenggot kambingnya yang telah mati itu. Ngledek…….!

Itulah potret kekinian. Kalau mau jujur, ledekan tersebut sebenarnya pas buat kita. Jangankan menangis, bahkan ketika nasehat disampaikan kita asyik tepekur alias tidur. Kita akan merasa sedih dan terus menangis ketika banyak cobaan dan penderitaan yang tak kunjung selesai. Tak kunjung datang pertolongan Allah. Padahal menurut kita, kita sudah pol-polan berdo’a. Sudah pol-polan membela. Namun belum ada perubahan dan kita merasa ditinggal sendiri. Itu menurut perasaan kita. Akhirnya menangisss lah…sedih. Mengharap keibaan. Dan merasa orang paling menderita sedunia.

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Motivasi kebawahan

GOOD TRY ! begitu pelatih bola sekolah anak kami meneriakan pujiannya ketika anak didiknya yg GAGAL memasukan bola ke gawang lawan
dan pada saat gawang kitakemasukan gol , pelatih berteriak , THAT'S OK !!
----------------------
NICE JOB NUMBER 5 , dilontarkan pelatih bola kami kepada team lawan yg memakai kaos no 5 setelah dia gagal memasukan bola ke gawang kita
----------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
dua duanya kata motivasi , GOOD TRY dan NICE JOB
namun diucapkan pd org yg berbeda "menerimanya" menghasilkan efek yg berbeda, efek yg ditimbulkan pada anak buahnya adalah menuangkan semangat baru , sedangkan efek yang diterima lawan main adalah "
justru menggeboskan ssemangat lawan dan membakar emosi , sehingga mereka bermain dgn penuh emosi , kasar..mulailah wait mengeluarkan kartu kartunya, yang membuat tim lawan
kalap tak karuan
---------------------------------------------------------------
Ditambah, petih tim lawan kerap MENGHUJAT anak didiknya : YOU RUBBISH kalau ada anak didiknya yang gagal mencetak bola dan kalau kebobolan gawangnya dia MENGELUARKAN SUMPAH SERAPAH..POOR YOU..B*tch
--------------------------------------------------------------------------------------
pemain bermain dilapangan.....................supporter mendukung dengan strategy........menghasilkan gol gol cantik.... gol cantik tdk saja berupa "gol" betulann namun yg UTAMA adalah GOL dihati anak anak
saat tim kami kalah pelatih tetap memotivasi anak anak dan
mengucapkan terimakasih atas permainan yg indah , kalah bukan jadi
alasan untuk bersedih------------------------------
bisa diterapkan dirumah , rangkulah anggota keluarga kita yang yg belum bisa bisa mengerjakan tugasnya atau bahkan berbuat salah... sehingga semangatnya timbul kembali ...
bukan malah menghina , menghujat,membandingkan atau bicara tenang namun sinis dan tajam.................................................

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Kiat membangun Keharmonisan keluarga

PERNIKAHAN ibarat hati, punya berbagai rasa yang tak menentu datangnya. Kadang marah, bahagia, sedih, kecewa, bangga, dan puluhan rasa lainnya.Sulitnya menjaga suasana hati, sesulit itu pula menjaga pernikahan. Percekcokan sering kali menghampiri pasangan suami istri, bahkan ada yang sampai mengajukan gugatan cerai.

Berikut ilustrasi pasangan yang sedang melewati proses mediasi dengan perantara konselor pernikahan.

Sang wanita berkata sambil terisak, "Saya tidak tahu mengapa bisa sampai seperti ini. Pernikahan saya telah berakhir, dia (suami) tidak mencintai saya lagi."

Dan sang suami menimpali, "Apa yang kamu katakan?", lalu sang suami berpaling pada konselor dan berkata, "Saya tidak mengerti kenapa dia berkata begitu."

Sang istri memotong, "Karena memang begitu kenyatannya."

Adu mulut terus terjadi sampai akhirnya konselor bertanya pada suami, "Apakah Anda mengatakan padanya bahwa Anda tidak mencintainya lagi?"

Suami menjawab, "Dia (istri) tahu saya mencintainya."

Konselor bertanya, "Tapi apakah Anda katakan pada istri Anda ?Saya mencintaimu'?"

Lalu pasangan itu saling pandang dan menyadari bahwa sebenarnya mereka masih saling mencintai, namun egoisme menutupi sehingga proses cerai tak terhindarkan.



Pelajaran yang dapat Anda petik, betapa pentingnya komunikasi untuk mengungkapkan perasaan. Komunikasi merupakan hal penting dalam menjaga keawetan hubungan.

Untuk itu, SheKnows membeberkan pada Anda beberapa kata pendek yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mengatakannya, namun meninggalkan kesan mendalam dan memperbaiki hubungan suami istri yang hampir retak.


I Love You



Memang terdengar klise, namun tahukah Anda bahwa jika Anda menyisihkan sekian detik dalam satu hari untuk mengatakan I love you pada pasangan, sama saja dengan Anda memperdalam rasa cinta padanya.


Maaf



Satu kata "maaf" setiap kali Anda berbuat salah akan membuatnya mudah melupakan kesalahan Anda.



Saya mengerti



Katakan itu setiap kali pasangan meminta maaf ataupun setiap kali dia menjelaskan alasan tidak bisa memenuhi keinginan Anda. Dua kata "saya mengerti" sudah dapat membuat pasangan menganggap Anda sebagai pasangan yang pengertian. Hal tersebut akan selalu diingatnya saat Anda berdua bertengkar, "Belum tentu saya akan mendapat pasangan sepengertian dia."


Kau sangat cantik/tampan



Sedikit waktu untuk memberinya pujian ketika bangun tidur tentu tidak akan membuat Anda terlambat kerja, bukan? Katakan, "Kamu sangat cantik" atau "Kamu sangat tampan" saat pasangan Anda baru membuka matanya. Ia tentu akan bersemangat menjalani hari karena sejak matanya terbuka Anda sudah memberinya kepercayaan diri.


Saya sangat membutuhkanmu



Sudah menjadi hal lumrah jika di antara pasangan suami istri mengalami pertengkaran. Jadilah pihak yang mengalah, karena jika tidak ada yang mau mengalah, sulit bagi Anda untuk memperbaiki hubungan. Katakan dengan tulus betapa Anda sangat membutuhkannya. Niscaya kemarahannya mereda. Selanjutnya, Anda dapat berbicara perlahan untuk menjelaskan permasalahan yang tengah terjadi di antara kalian.


Terima kasih

Terdengar sepele, tapi dengan Anda mengatakan "Terima kasih" atas semua hal yang telah diberikan dan dilakukannya, dia akan merasa sangat dihargai. Seperti hukum timbal balik, dia pun akan menghargai Anda.

Dari Milis tetangga
Buat Someone yg kelak kupersunting sebagai Kepingan hatiku sebagai bidadari tercantik didunia ini hehe..
I Miss U .. !!

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

hakikat pertolongan Alloh

aku sudah mengatakan iman kepada Allah , maka aku yakin aku pasti ditolong .... begitu dalam hati Rojula .... setelah pamit pada anak istrinya diapun pergi ke kota untuk menjual kayu bakar .. dijalan dia terpelosok pada lubang yang dalam .. ketika dia tersadar dia ada disumur tua yang sudah kering ... hatinya begitu sedih .. takut ... namun kemudian dia ingat ... aku kan sudah beriman pada Allah ... aku yakin aku pasti ditolong oleh Allah .........
--------------------------------------------
Sebelum habis ucapan dihati rojula , datanglah serombongan pedagang dengan kuda , melewati lubang sumur dimana dia sudah terpelosok .... ah ..itu kan bukan Allah , tidak usah aku minta tolong pada mereka... dia pun duduk kembali ... mulutnya terus komat kamit meminta pertolongan Allah
--------------------------------------------------
Lalu terdengar suara dua orang laki laki melewati sumur itu , bahkan terdengar salah seorang membuang kencing didekat sumur tua , hingga air kencingnya menyiprat kedalam sumur , dia marah marah dalam hatinya.... dasar gila ... gak tau apa aku disini...
-------------------------------------------------
hari pun mulai senja ... rojula tidak berusaha naik dan tidak berteriak minta tolong , karena dia INGIN yang menolongnya itu Allah ---------------
GUSRAKK............... terdengar roda pedati terpelosok sedikit rodanya kedalam sumur , sehingga tanah yang diatasnya menimpuk kepala si rojula ..... ADUUUHHHH... rojula menjerit kaget ---------------- Sais roda pedati dan temannya sambil menarik rodanya yang terpelosok ..menyorotkan obor kedalam sumur tua yang sudah kering itu .... SIAPA DIDALAM ... dijawab rojula ... "AKU ROJULA"... "waduuh kamu terpelosok ?" "IYA"... "ini tali tambang yang kuat dan besar .... naiklah melalui tali ini dan kami berdua akan menyeret tali itu hingga kamu naik" ----- "TIDAK MAU" ... "kenapa ?" "AKU TAK BUTUH PERTOLONGAN KALIAN" .... "tapi kamu kan terpelosok!!" .. "YA TIDAK APA APA.. AKAN DATANG YANG MEMBANTUKU NANTI "... "siapa ?hari sudah gelap " teriak sais pedati dan temannya ....... "BIARIIIIIIIIN "... "ya sudah kalau tidak mau ditolong , kami pergi ya"...lalu sais pedati dan temannya menggeleng geleng kepapa .. gila dia kata mereka ..... "SILAHKAN KALIAN MAU PERGI AKU TAK BUTUH PERTOLONGAN KALIAN " sais pedati dan temannya lalu melongok kedalam sumur tua itu ...." wahai rojula.. katakan siapa yang akan menolong mu ? karena setelah kami pergi , hari sudah malam , mungkin harimau akan datang " Rojula pun menjawab .... 'AKU MENUNGGU ALLAH MENOLONGKU"
kembali rojula duduk terpekur disumur tua yang kering
---------------------------------------------------------
BERAPA sering kita menyia nyiakan PETUNJUK dan PERTOLONGAN Alloh ??

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |

Pekerjaan yang barokah

Al-Habib, seorang yang dikasihi oleh banyak orang dan senantiasa didambakan kemuliaan hatinya, malam itu mengimami shalat Isya’ suatu jamaah yang terdiri dari para pejabat negara dan pemuka masyarakat.
Berbeda dengan adatnya, sesudah tahiyyat akhir diakhiri dengan salam, Al-Habib langsung membalikkan tubuhnya, menghadapkan wajahnya kepada para jamaah dan menyorotkan matanya tajam-tajam.
”Salah satu dari kalian keluarlah sejenak dari ruangan ini,” katanya, ”Di halaman depan sedang berdiri seorang penjual kacang godok. Keluarkan sebagian dari uang kalian, belilah barang beberapa bungkus.”
Beberapa orang langsung berdiri dan berlari keluar, dan kembali ke ruangan beberapa saat kemudian.
”Makanlah kalian semua,” lanjut Al-Habib, ”Makanlah biji-biji kacang itu, yang diciptakan oleh Allah dengan kemuliaan, yang dijual oleh kemuliaan, dan dibeli oleh kemuliaan.”
Para jamaah tak begitu memahami kata-kata Al-Habib, sehingga sambil menguliti dan memakan kacang, wajah mereka tampak kosong.
”Setiap penerimaan dan pengeluaran uang,” kata Al-Habib, ”hendaklah dipertimbangkan berdasarkan nilai kemuliaan. Bagaimana mencari uang, bagaimana sifat proses datangnya uang ke saku kalian, untuk apa dan kepada siapa uang itu dibelanjakan atau diberikan, akan menjadi ibadah yang tinggi derajatnya apabila diberangkatkan dari perhitungan untuk memperoleh kemuliaan.”
”Tetapi ya Habib,” seseorang bertanya, ”apa hubungannya antara kita beli kacang malam ini dengan kemuliaan?”
Al-Habib menjawab, ”Penjual kacang itu bekerja sampai nanti larut malam atau bahkan sampai menjelang pagi. Ia menyusuri jalanan, menembus gang-gang kota dan kampung-kampung. Di malam hari pada umumnya orang tidur, tetapi penjual kacang itu amat yakin bahwa Allah membagi rejeki bahkan kepada seekor nyamuk pun. Itu taqwa namanya. Berbeda dari sebagian kalian yang sering tak yakin akan kemurahan Allah, sehingga cemas dan untuk menghilangkan kecemasan dalam hidupnya ia lantas melakukan korupsi, menjilat atasan serta bersedia melakukan dosa apa pun saja asal mendatangkan uang.”
Suasana menjadi hening. Para jamaah menundukkan kepala dalam-dalam. Dan Al-Habib meneruskan, ”Istri dan anak penjual kacang itu menunggu di rumah, menunggu dua atau tiga rupiah hasil kerja semalaman. Mereka ikhlas dalam keadaan itu. Penjual kacang itu tidak mencuri atau memperoleh uang secara jalan pintas lainnya. Kalau ia punya situasi mental pencuri, tidaklah ia akan tahan berjam-jam berjualan.”
”Punyakah kalian ketahanan mental setinggi itu?” Al-Habib bertanya, ”Lebih muliakah kalian dibanding penjual kacang itu, atau ia lebih mulia dari kalian? Lebih rendahkah derajat penjual kacang itu dibandingkan kalian, atau di mata Allah ia lebih tinggi maqam-nya dari kalian? Kalau demikian, kenapa di hati kalian selalu ada perasaan dan anggapan bahwa seorang penjual kacang adalah orang rendah dan orang kecil?”
Dan ketika akhirnya Al-Habib mengatakan, ” Mahamulia Allah yang menciptakan kacang, sangat mulia si penjual itu dalam pekerjaannya, serta mulia pulalah kalian yang membeli kacang berdasar makrifat terhadap kemuliaan…” – salah seorang berteriak, melompat dan memeluk tubuh Al-Habib erat-erat.

Read More..
Share this: |Digg It | Add to Technorati | Save on Del.icio.us | Stumble It | Share on Facebook |